Oleh
: Dewi Nurmaningsih
Saat mata terpejam naluri ku ingin saja terus menerobos
kedalam berkas-berkas masa lalu untuk bernostalgia. Ya berkas itu kemudian
kutemukan, sebuah berkas cerita antara kau dan aku.
Ingat enggak saat kita pertama kenal ?? ya aku ingat, saat
itu kita mulai berkenalan dari dunia maya. Ingat enggak waktu kita pertama
berjumpa ?? ya aku ingat, saat itu kita
masih sama-sama canggung. Saat itu aku hanya menganggap mu saudara seiman dan
berusaha agar aku tak menyukaimu dalam pribadimu yang sederhana.
Berusaha untuk menahan rasa untuk tidak menyukai pribadi mu itu bagiku sangat
luar biasa, sedangkan kamu senantiasa hadir mewarnai hari-hariku. Ingat enggak
waktu dulu kita selalu bercerita tentang hari-hari yang kita jalani dari yang
biasa sampai yang luar biasa. Dari cerita masa kecil sampai cerita seorang
wanita yang hadir dalam hidupmu. Aku selalu mencoba untuk selalu tersenyum saat
kamu bercerita tentangnya. Tapi dalam hati aku berkata” Ya Allah aku juga ingin
seperti mereka”.
Sampai pada saat seorang wanita mengirim sebuah pesan padaku.
Kenapa aku terlalu dekat dengan seseorang yang telah menyelimuti relung hatinya
?? sebuah pesan singkat tapi menyiratkan rasa kecewa, cemburu, dama amarah. “Ya
Allah aku telah menyakiti hati seorang wanita baik sepertinya”. Mungkin saat
ini aku harus pergi dari hidupmu saudara seimanku.
Aku juga seorang wanita, bagaimana mungkin aku tega menyakiti
hati seorang wanita lainnya karena aku bersama dengan kamu, saudara seimanku.
Maaf beribu maaf telah hadir dalam kehidupan indah yang telah kalian bangun.
Aku berfikir cara tercepat untuk melangkah pergi dari hidupmu adalah dengan
kamu membenciku, maaf telah menyayat hatimu dengan ucapan—ucapan dariku. Maaf dengan pergiku hatimu telah teluka, meskipun
sebenarnya hatiku juga terluka, tapi sudahlah kalian tidak perlu tau.
Setetes air mata mengalir dalam doaku
“ Semoga Allah meridhoi hubungan kalian”. Biarkan aku pergi untuk belajar
tersenyum kembali. Terima kasih telah menjadi tokoh dalam cerita singkat di
dalam hidupku meskipun sekarang telah menjadi seberkas cerita masa lalu, terima
kasih atas pelajaran untuk menjadi seseorang yang lebih sabar dan ikhlas.
Saat itu aku sudah sejenak melupakan kamu dengan menghadirkan seseorang, tapi takdir berkata lain, aku sama kamu bersapa lagi karna satu film korea yg kita sama-sama suka "GUMIHO". dan saat kamu selalu hadir buat aku disetiap hariku.
Teimakasih untuk Abdul Arif Rahman Hakim yg sampai saat ini (terhitung dr tanggal 08 April 2012) telah bersamaku, menemaniku, motivator, dan semoga saja calon imam yg baik . *aamiin
Saat itu aku sudah sejenak melupakan kamu dengan menghadirkan seseorang, tapi takdir berkata lain, aku sama kamu bersapa lagi karna satu film korea yg kita sama-sama suka "GUMIHO". dan saat kamu selalu hadir buat aku disetiap hariku.
Teimakasih untuk Abdul Arif Rahman Hakim yg sampai saat ini (terhitung dr tanggal 08 April 2012) telah bersamaku, menemaniku, motivator, dan semoga saja calon imam yg baik . *aamiin






0 komentar:
Posting Komentar